1 . Makna KomunikasiIstilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih.Pentingnya KomunikasiKomunikasi adalah suatu
proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi,
interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi
tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila
masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik
secara perorangan, kelompok, atau organisasi.Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan
komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan
komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya
berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial,
karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses
komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi
penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut.
Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya
dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa
terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.Jenis KomunikasiUntuk mengetahui komunikasi antara pimpinan perusahaan dengan
karyawan komunikasi dibedakan menjadi tiga menurut jenisnya: (Soejono Trimo,
Analisis Kepemimpinan Angkasa Bandung. 1986)
a.    Downward Communication
Koordinasi melalui rencana yang telah dibuat (by plan) yang dapat dikatakan
koordinasi itu mencapai bentuk komunikasi yang akhirnya berjalan kebawah.
Komunikasi ini bersifat satu arah dari pemimpin kepada bawahanya. Informasi
yang disampaikan meliputi antara lain, kebijaksanaan pemimpin, peraturan,
ketentuan yang harus diikuti oleh pekerja. jadwal kegiatan atau program dan
alokasi sumber-sumber.Makin jelas atau pasti suatu kegiatan atau pekerjaan  makin
kurang bimbingan atau pemrosesaninformasi yang diperlukan, sehingga pemimpin
cukup mengkoordinasikan  pekerjaan bawahan melalui rencanakerja yang telah
disiapkan.b.    Upward Communication
Koordinasi melalui umpan balik (feed back), berarti komunikasi teratur keatas,
dari bawahan kepimpinan terutama dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat teknis, pemimpin atau manajer sangat memerlukan input informasi yang
berupa laporan, saran dari bawahan untuk dapat mengkoordinasikan seluruh
kegiatan itu.c.    Komunikasi Horizontal atau Diagonal
Koordinasi melalui interaksi lateral sebenarnya merupakan satu alur komunikasi
atau informasi yang sifatnya horizontal atau diagonal antar
departemen/unit-unit dalam organisasi.Informasi dipakai pemimpin  bilamana karakteristik tugas
atau pekerjaan itu mengandung derajat ketidak pastian yang tinggi.Dalam kondisi tugas atau pekerjaan semacam ini pemimpin atau
bawahan amat membutuhkan pemrosesan informasi yang tinggi berkaitan enggan
tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan, masukan-masukan tidak hanya dari
kelompok atau unit kerjanya sendiri, akan tetapi memerlukan pula informasi dari
unit-unit kerja lain dalam organisasi itu.Proses KomunikasiProses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna
antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi
dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis
yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti
membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti
tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi
nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang
atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.a. komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah
proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau
sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah
hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan
kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab
pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena
dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun
tidak langsung.b. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis,
yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses
komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan
non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan
kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang
didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya
tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh
penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka
pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera
penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
c. Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber.
Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk,
seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan,
aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran
penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar,
melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi
menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang
hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta
umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja
menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau
feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.d. Feedback
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan
tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan
terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan
perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan
bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.komunikasi
EfektifBerikut
ini adalah sedikit ulasan dan Pengertian Komunikasi Efektif Menurut Para Ahli
yang admin ambil dari berbagai sumber:Berkomunikasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang
menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang
berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan
.Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi
yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya
menimbulkan suatu tidakan.Syarat-syarat
untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
- Menciptakan suasana yang menguntungkan.
 
- menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan
     dimengerti.
 
- pesan yang disampaikan dapat menggugah
     perhatian atau minat di pihak komunikan.
 
- Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak
     komunikan yang dapat menguntungkannya.
 
- Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan
     atau reward di pihk komunikan.
 
Berbicara
tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat
akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
- Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
 
- Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal
     yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan
     perhatian.
 
- Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan
     atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.
 
- Itulah beberapa hal saja yang dapat
     menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif.
 
Komunikasi
efektif dipandang sebagai suatu hal yang
penting dan kompleks . Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan
(bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis
yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung
pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.Stephen
Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk
menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi
bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada
karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesankepada penerima pesan. Jika
kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang
dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika
karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat
utama dalam komunikasi
efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas
pribadi yang kuat. Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan
ketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian
besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan
pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu
saja,sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.
Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulisdengan
efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan  efektif, bagaimana berbicara
secara efektif,apalagibagaimana menjadi pendengar yang baik . Bahkan untuk yang
terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita
pelajari dalam proses pembelajaran yang
kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan informal lainnya. Bahkan
menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan mendengar.
Dan sebagian besar pelatihan tersebut adalah teknik Etika Kepribadian, yang
terpotong dari dasar karakter dan dasar hubungan yang mutlak vital bagi
pemahaman kita terhadap keberadaan orang lain.
Syarat utama agar komunikasi ituefektif adalah kredibilitas
. Keterampilan komunikasi antar perorangan adalah kemampuan untuk terus
menerusmembangun kredibilitas dan dapat
dipercayanya segala apa yang kita komunikasikan. Untuk membangun kredibilitas
harus ada isi pesan yang jelas, suara/intonasi dalam menyampaikan pesan dan
wahana bagaimana orang itu menyampaikan pesan. Jadi semakin seseorang tidak
konsekuen dengan ketiga hal tersebut, maka akan menentukan kredibilitas
sesorang, semakin tidak konsekuen akan menjadi semakin “tidak dipercaya”.
Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81)menunjukkan cara-cara agar komunikasi
efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui
atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok
kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka
terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat
dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas,
cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
Menurut Thomas Leech dalam bukunya “Say it like Shakespeare”. Ada lima komponen
atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:
(1) Pengirim pesan (sender),
(2) Pesan yang dikirimkan (message),
(3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),
(4) Penerima pesan (receiver),
(5) Umpan balik (feedback).
Leech menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya
kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi,
yaitumembaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan).
Begitu pentingmya, banyakorang menghabiskan waktunya untukmelakukan,paling
tidak,salah satu keempat keterampilan itu.
Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan
komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak
terjadi salah persepsi. Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah
informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu
melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan
semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.
Bagaimanakah caranya agar kita mampu melakukan komunikasi yang baik, komunikasi
yang dua arah, komunikasi yang efektif, sehingga target informasi yang harus
disampaikan ataupun diserap sesuai dengan harapan ?
Keterampilan dalamberkomunikasi secara efektif dapat dipelajari dan dikuasai
dengan latihan rutin dan berkesinambungan secara terus menerus. Untuk dapat
melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan yaitu
:
- Menganalisa
 
- Menyalahkan
 
- Menghakimi
 
- Menasehati
 
- Menginterogasi
 
Keterampilan
yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif adalah keterampilan
mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu
mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu
solusi atau ketenangan untuk masing-masing pihak. Sehingga tujuan utama dalam
komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak ada satupun orang
yang mau disalahkan, inilah konsep dasar dari komunikasi efektif.
Komunikasi efektif atau dalam bahasa lain sering pula disebut diplomasi, perlu
dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan dari sebuah informasi
yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dilakukan secara
bersama-sama.
Komunikasi efektif dapat dilakukan oleh setiap orang. Jika ada yang merasa
tidak mampu, hal ini lebih Karen masalah pembiasaan saja. Melatih orang
berkomunikasi secara efektif bisa dilakukan dengan langsung pada prakteknya.
Walaupun sepintas sepele, hal ini dapat membantu setiap individu untuk mencapai
sebuah kesuksesan baik di dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan
karirnya.
Ketika anda ingin berkomunikasi dengan orang lain, lakukanlah dengan efektif.
Dalam kondisi apapun disarankan agar anda selalu dapat melakukan komunikasi
secara efektif. Dengan berkomunikasi efektif kita dapat menunjukan
kepribadian yang berkarakter positif dan membuka diri untuk selalu tumbuh dan
berkembang menuju
kesuksesan secara bersama-sama.2 . Teori
dan Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu
terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam
kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin,
atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi. Ada banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan. Berikut adalah
beberapa definisi kepemimpinan menurut pakar atau para ahli :  1. George R. Terry   Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam
diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara
sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Ordway Tead (1929)Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang
memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya. 3. Rauch & Behling (1984)Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Teori dari
kepemimpinan :1. Teori SifatTeori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan
oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.  2. Teori PerilakuDasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan
merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan.  3. Teori SituasionalKeberhasilan seorang pemimpin menurut teori
situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional
yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. 1.1 Tipologi Kepemimpinan
Banyak gaya yang dewasa ini digunakan untuk menidentifikasikan tipe-tipe
pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah yang menyatakan bahwa
para pejabat pimpinan pada dasarnya dikategorikan lima tipe, yaitu :
1.1.1 Tipe Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang manajer yang otoratik akan
bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah mengambil
keputusan tertentu dan para bawahannnya itu hanya berperan sebagai pelaksana
karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam memelihara hubungan dengan para bawahannnya, manajer yang otokratik
biasanya menggunakan penedekatan formal berdasarkan kedudukan dan statusnya.
Seorang pemimpin yang bergaya otokratik biasanya berorientasi pada kekuasaan,
bukan berorintasi relasional. Dapat disimpulkan bahwa gaya otokratik bukan yang
didambakan oleh para bawahan dalam mengelola suatu organisasi karena unsur
manusia sering diabaikan.
1.1.2 Tipe Paternalistik
Seorang pemimpin yang paternalistik dalam menjalankan organisasi menunjukkan
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :
1. Dalam hal pengambilan keputusan kecendrungannya ialah menggunakan cara
mengambil keputusan sendiri, kemudian menjual kepada para bawahannya tanpa
melibatkan para bawahan dalam pengambilan keputusan.
2. Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
3. Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya, pada umumnya bertindak atas
dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahannya sudah terpenuhi. Apabila sudah
terpenuhi maka para bawahan akan mencurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Orientasi kepemimpinan dengan gaya paternalistik ditujukan pada dua hal, yaitu
penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahannya
sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi
dengan anak-anaknya.
1.1.3 Tipe Kharismatik 
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat kharismatik
menunjukan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang keseimbangan
antara Pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para bawahan seorang
pemimpin kharismatik nampaknya memberikan penekanan pada dua hal tersebut,
artinya ia berusaha agar tugas-tugasnya terselenggara dengan sebaik-baiknya dan
sekaligus memberikan kesan bahwa pemeliharaan hubungan dengan para bawahan
didasarkan pada relasional dan bukan orientasi kekuasaan.
1.1.4 Tipe Laissez Faire
Persepsi pimpinan yang Laissez Faire tentang pentingnya pemeliharaan
keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan
hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang
pada penyelaisan tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika
dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan
para bawahan, dengan sendirinya para bawahan itu akan terdorang kuat untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggung jawab.
Masalahnya terletak pada persepsi pimpinan yang didasarkan pada asumsi-asumsi
tertentu yang tidak sesuai dengan sifat dasar manusia.
1.1.5 Tipe Demoktarik 
Pandangan yang dominan tentang tipe kepemimpinan yang demokratik yang dipandang
paling ideal. Meskipun tidak ada jaminan bahwa organisasi akan berjalan mulus.
Pada umumnya didasari bahwa adanya biaya yang harus dipikul oeleh organisasi
dengan adanya kepemimpinan demokratik.
Ciri pemimpin yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada
tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan
keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan penekanan
kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharanya keseimbangan
antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin yang demokratik
cenderung memperlakukanbawahannya sebagai rekan kerja, juga menjaga
keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang
bersifat relasional.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :A.      Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan
ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang
lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan
ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang
lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.B.      Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan
tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi
satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama
mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh
yang berbeda.
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan
tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi
satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama
mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh
yang berbeda.C.      Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat
situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin
yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena
anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat
situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin
yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena
anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.