1.Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal
dari kata gelisah. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, WJS
Poerwadarminto, gelisah artinya tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir;
tidak dapat tenang dalam hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahanadalah gejala
universal, ada pada manusia dimana saja.
Kegelisahan
timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan dari luar
lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis, yang dapat
merugikan dirinya maupun orang lain.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy dunia modern
tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan
hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup,
keadaan yang tidak stabil dan seterusnya kegelisahan dalam konteks budaya
dapatkah dikatakan sebagai akibat adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu
sebagai upaya mencari kesempurnaan.
Alasan
mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan
perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa:
a. Keterasingan
b. Kesepian, dan
c. Ketidakpastian
Perasaan
seseorang yang sedang gelisah ialah hatinyatidak tentram, merasa
khawatir,cemas, takut, dsb..
Untuk
mengatasi kegeisahan ini, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, taqwa
dan amal shaleh. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah, lagi
kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka
itu tetap mengerjakan shalatnya dan orang-oran yang dalamhartanya tersedia
bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang tidak
bisa meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
1. Kecemasan kenyataan
(obyektif)
Contohnya: Anaknya yang
belum pulang, orang tua yang sedang sakit, dsb.
2. Kecemasan neurotic
(saraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut S. Freud
kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a. Kecemsan yang
timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang
itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan menguasai ego.
b. Rasa takut irrasional
atau phobia. Rasa takut ini sudah menular, sehingga kadang-kadang tanpa alas an
dan hanya karena pandangan saja. Yang kemudian dilanjutkan dengan khayalan yang
kuat dapat menimbulkan rasa takut.
Contoh :
Orang takut ular, takut binatang berbulu, dsb.
c. Rasa takut lain
ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
Contoh :
- Seorang
yang tak bisa bernyanyi atau bicara didepan umum, maka ia gelisah dan hilang
keseimbangan.
- Penyesuaian
diri dengan lingkungan
3. Kecemasan moral
Hal
ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh :
Datuk meringgi iri melihat kemajuan usaha bagindo sulaiman.
Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu ia
selalu menyuruh orang agar membakar took Bagindo sulaiman.
1. Sebab-sebab Orang
Gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan
hak-haknya.
Kata ishak, “Hak artinya perintah atau segala
ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.
Kalau
hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena
salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah. Tuhan penguasa
yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya al-Haq mengikuti hawa nafsu mereka niscaya langit
dan bumi jadi rusak”
Banyak orang berfikir bahwa kegelisahaan, merupakan keadaaan
yang tidak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan
merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi
stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang terhindarkan disebabkan
oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik
dan jiwanya.
Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat
mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang
berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan
disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif
kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat
dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan
bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan
kegelisahan.
Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan
Pemuasan
yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif
itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia
dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk
memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan
orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk
memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal
di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari
lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara
yang sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala
kadarnya.
2. Usaha-usaha Mengatasi
Kegelisahan
Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan pertama-tama harus mulai dari diri sendiri, yaitu harus
bersifat tenang, sabar dan iman kepada Allah.
Firman Allah :
“Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah. 2:155)”.
Didalam Al-Qur’an Alah SWT memberi petunjuk-petunjuk do’a
yang baik untuk dibaca guna memohonkesabaran. Do’a memohon kesabaran hati serta
keteguhan pendirian dan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi cobaan dan orang
kafir.
Firman Allah SWT:
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan
kokohkanlah pendirian kami,dan tolonglah kami dari orang-orang kafir” (QS.
Al-Baqarah, 2:250).
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan
wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu”. (QS. Al-A’raf, 7:126)
B. KETERASINGAN
1. Pengertian Keterasingan
Keterangan
berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti
“sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari
pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal yang berkenaan dengan
tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari orang
lain.
Terasing atau keterasingan adalah merupakan bagian hidup
manusia terhadap kaum mukmin yang sedang berada ditemat pengasingan, jauh dari
tanah airnya, yang belum pernah ia lihat sebelumnya, Allah SWT memberikan
kesejukan hatinya dengan menunjukkan kiblat shalatnya.
Seperti Firman-Nya:
“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat maka kemanapun kamu
menghadap disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi seluruh alam).
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah,
2:115)
Hamparan bumi yang luas adalah tempat bagi orang-orang
mukmin untuk menyembah kepada Allah SWT. Karena dialah zat yang berhak disembah
disetiap tempat berbagai penjuru dunia.
2. Sebab-sebab Keterasingan
Orang hidup dalam keterasingan, pertama sifat-sifat atau
sikap yang tidak dapat diterima dan kedua karena perbuatannya. Jadi keduanya
juga karena perbuatan hanya berbeda sifatnya.
Bila kita simpulkan, kedua sebab hidup keterasingan itu
bersumber pada:
1. Perbuatan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat. Perbuatan itu antara lain: mencuri, bersikap
angkuh, sombong atau kaku.
2. Sikap rendah diri
Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap
kaku, pemarah dan suka berkelahi. Sikap seperti ini, sebab takut terjadi
konflik batin ataupun konflik fisik karena hal merupakan perbuatan anak kecil.
Sikap ini juga disebut sikap minder. Bukan orang lain yang
memandang dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri. Sikap rendah diri itu
ada sebab-sebabnya, mungkin cacat fisik, karena sosial ekonominya, rendah
pendidikannya dank arena perbuatannya.
a. Keterasingan
karena cacat fisik
Cacat
fisik itu tidak perlu membuat hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak
Tuhan. Namun manusia, lain jalan pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya
yang cacat fisik, maka disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup
dalam keterasingan.
Seperti
halnya dalam film “Detik-detik menyentuh kasih” seorang kakek malu melihat
cucunya lahir dalam keadaan cacat kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu dengan
cara perlahan-lahan. Tetapi ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih
saying, dengan diam-diam membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh
dari pergaulan ramai.
Anaknya
di didik diajar membaca, menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut
mempunyai daya tangkap yang luar biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat
bersekolah, bahkan sampai ke perguruan tinggi, dan akhirnya anak yang telah
dewasa itu berhasil menjadi penulis yang baik.
b. Keterasingan karena
social ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugrahtuhan. Orang tidak
boleh membanggakan kekayaan, tetapi orang tidak boleh merasa rendah diri karena
keadaan ekonomi yang sangat rendah. Namun didalam kenyataan lain keadaanya.
Orang-orang yang lemah ekonominya sering kali merasa rendah diri, akibat
orang-orang yang kaya sering membanggakan kekayaanya, meskipun tidak disengaja.
Seperti
halnya dalam roman “Dian yang tidak kunjun padam karya st.Alisyahbana”, setelah
cintanya kepada Molek ditolak oleh orang tua Molek R. Mahmud dan Cik Siti:
Yasin mengasingkan diri dari pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa selain
rendah martabatnya juga miskin. Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual
nanas, Yasin kecewa, ddan menyembunyikan diri sebagai pertapa. Ia muncul pada
waktu Molek meninggal dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan
menyediakan barang yang diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal
akibat putus asa, kecewa atas perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab
pilihan orang tuanya,
c. Keterasingan
karena rendah pendidikan
Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan
kurang pengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena serba sulit
menempatkan diri.
d. keterasingan karena
perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu,
dunia rasanya sempit, bila nampak orang ingin mukanya ditutupi. Itu semua
adalah akibat dari perbuaannya yang tidak bias diterima oleh masyarakat
lingkungannya.
3. Usaha-Usaha untuk
Mengatasi Keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh,
pemarah, kaku, tetapi juga karena rendah diri, perbuatan yang melanggar norma
hukum. Pada hakikatnya sikap sombong, angkuh, kaku, rasa rendah diri orang
takut kehilangan hsknya. Untuk mengatasi keterasingan ini perlu kesadaran yang
tinggi’ Orang yang bersikap disadarkan, karerna apa yang mereka lakukan
dianggapnya sudah benar semua.
C. KESEPIAN
1. Pengertian Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi,
artinya sunyilengang, tidak ramai, tidak ada orang atau
kenderaan, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Misalnya:
Setelah
tembakan gencar itu berhenti, tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan
suara deru mobil pun tak kedengaran.
Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Lama atau sebentar, perasaan kesepian ini bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya.
2. Sebab-sebab Terjadinya
Kesepian
Bermacam-macam
penyewbab terjadinya kesepian, frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian yang
bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidaksuka
bergaul,ia kebih senang hidup sendiri.
Kesepian
itu akibat keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, keras
kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Kesepian
juga disebabkan karena takut kehilangan hak nama baik. Nama baik merupakan
harapan setiap orang. Bahkan orang takut matidemi menjaga nama baik. Meskipun
sudah berhati-hati menjaganya mungkin juga oranng masih berbuat salah, sehingga
cemar nama baiknya. Untuk ini, sering kali yang bersangkutan terpaksa hidup
mengasingkan diri, akibatnya kesepian.
D.. KETIDAKPASTIAN
1.Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya), apa
yang dipikirkannya tidak searah. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak
dapat konsentrasi.
Ketidakpastian
adalah bagian dari hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah
bagian hidup. Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah
mengalaminya.
Misalnya:
Ketika
anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu
menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab-sebab
Terjadinya Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak
dapat berpikir secara teratur, logis ataupun mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus) dari luar, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki baik, akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, fobia/phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar (buyuten),kehilangan pengertian (aparia),
kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesia).
Menurut Siti Meichati dalam bukunya
kesehatan mental adda beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah sebagai berikut:
1.Obsesi
Obsesi
adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau sebab yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada
orang yang ingin menjatuhkan kita’
Contoh:
a. Seorang kepala
bagian suatu instansi karena kurang mampu bekerja selalu mempunyai ingatan
pihak yang ingin menjatuhkannya.
b. Seorang pedagang yang
maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kawannya yang bingin
menjatuhkannya. Pikirannya itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi.
Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
Phobia
adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal
atau kejadian, tanpa diketahii sebab-sebabnya.
Contoh:
a. Orang yang takut
kepada tempat yang tinggi. Secara tidak disengaja, jalan naik tak terasa,
sampai atas, ia takut luar biasa (Acrophobia)
b. Ada pula orang yang
takut kepada orang banyak yang sedang berkumpul. Pada suatu hari dirumahnya ada
pencuri, iaberteriak sehingga tetangga disekitarnya berlari datang ke rumahnya.
Dalam sekejap telah berkumpul puluhan orang. Herannya justru
gemetaran, pucat, ketakutan luar biasa (Ochlophobia)
Orang yang dilanda ketakutan itu tidak dapat berfikir,
pikirannya tidak pasti tidak menentu.
3. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyainan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat. Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
Delusi iniada tiga macam, yakni:
a. Delusi persekusi
Menganggap
adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
b. Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti
itu biasanya gila hormat. Menganggap orang di sekitarnya sebagai orang-orang
yang tidak penting. Akhirnya semua orang menjauhi juga. Jadi, hampir sama
dengan delusi persekusi. Yang jelas akibatnya sama, ialah dijauhi semua orang.
c. Delusi
melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium tremens, hilangnya
kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi. Ia kehilangan ingatannya
sama sekali. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan
mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
Contoh:
Mang
cecep orang kampong pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu
tak dapat dijawab, mulutnya gementar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian
apa-apa darinya. Untung saja ia tak jaut pingsan.
4. Histeria
Ialah
neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari
sikap orang lain.
Contoh:
a. Neneng seorang
gadis yang cukup manis. Pada suatu hari ia melihat pacarnya berjalan-jalan
dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk
dihatinya, dan setibanya di rumah dia berteriak histeris.
b. Ketika ibu Bakri
sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengeuk pintu, mengucap
salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak
mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ?”
Itu, bukan kang Bakri ! Semua yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak
histeris lalu pingsan. (Film rang-orang laut).
5. Halusianasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan panca indra. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan Sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk
atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
Contoh:
a. Pada suatu hari
saya diajak teman saya yang bernama Nuradi pergi ke rumah orang yang dapat
menyebutkan siapa yang mencuri TV nya. Prewangan itu namanya Mbah Umi. Setelah
Mbah Umi makan bunga mawar, kemudian berbicara dengan suara yang agak berbeda,
entah suara itu dibuat-buat atau benar-benar suara yang timbul sebelumnya.
b. Atang memang seorang
peminum. Bila sedang marah makin hebat minumnya. Setelah ia mabuk biasanya ia
mengoceh (berbicara tidak menentu).
6. Kompulasi
Kompulasi
ialah keragu-ragu yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
serupa berulang kali (Neurose).
Contoh:
a. Keinginan untuk
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya,
dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (Kleptomania)
b. Keinginan
minum-minuman keras. Orang itu bukan pmabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau
perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendungnya (dispemania).
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada
keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau
terlalu gembira dank arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian,
nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan,
tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, dsb. Jelas kepada kita orang yang
demikian itu tidak mungkin dapat berfikir dengan tenang dan dengan baik.
Untuk
mengatasi atau untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari
penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita
perlu diajak pergi atau pergi sendiri ke spikolog.
Untuk
menghadapi kegelisahan biasanya dengan menggunakan sikap positif yang bias
berlaku umum ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu
meliputi:
1. Hadapi
dan rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang
dibayangkan akan terjadi, sampai pada yang sejelek mungkin.
2. Susunlah
persiapan cara-cara menghadapinya beserta pemecahannya.
3. Mendeteksi
sebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk didalamnya;
sebab-sebab dan problemanya.
4. Hadapilah
dengan tabah kegelisahan beserta sebab-sebab dan problemanya dan bersiap sedia.
5. Jika
mampu meskipun mungkin tidak dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab
kegelisahan yang ada.
6. Ajaklah
orang lain bekerja sama dalam mengatasi kegelisahan ini paling tidak untuk ikut
memikirkan atau memberi perhatian atau memahami keadaan sadar.
DAFTAR PUSTAKA
Notowidagdo Rohiman H. 2002. Ilmu Budaya Dasar
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prasetya Tri Joko Drs, dkk (Anggota IKAPI), 1998, Ilmu
Budaya Dasar (lengkap).Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djoko Widagdo Drs, dkk, 1999. Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
1. Bentuk-bentuk
kegelisahan:
a. Keterasingan
b. Kesepian
c. Ketidakpastian
d. Semuanya Benar
2. Perasaan cemas menurut
Sigmund Freud ada 3, yaitu:
a. Kecemasan
kenyataan
b. Kecemasan
neurotic (saraf)
c. Kecemasan
moral
d. Semuanya Benar
3. Sebab-sebab
keterasingan bersumber pada:
a. Perbuatan
yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
b. Sikap
rendah diri
c. A dan B benar
d. A , B , C salah
4. Macam-macam
keterasingan:
a. Keterasingan
karena cacat fisik
b. Semuanya Benar
c. Keterasingan
karena rendah pendidikan
d. Keterasingan
karena perbuatannya
5. Macam-macam
kretidakpastian:
a. Semuanya Benar
b. Phobia
c. Delusi
d. Hysteria
0 komentar:
Posting Komentar